Search This Blog
Join me on a journey through the everyday moments that shape our lives. This blog is a space for reflections, stories, and musings on everything from personal growth and relationships to the little joys and challenges we all face. Whether it’s sharing insights, lessons learned, or simply celebrating the beauty in the mundane, I hope to inspire and connect with you. Let’s navigate this crazy, beautiful life together!
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Pendam
Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis bernama Lila. Sejak kecil, Lila memiliki perasaan yang mendalam untuk sahabatnya, Arian. Mereka tumbuh bersama, berbagi tawa, mimpi, dan rahasia. Namun, ada satu hal yang selalu Lila pendam: cinta yang ia rasakan untuk Arian.
Setiap kali Arian bercerita tentang cinta pertamanya, Lila merasa hatinya bergetar. Ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya, tetapi takut kehilangan persahabatan mereka. Lila selalu berusaha menyembunyikan rasa itu di balik senyum dan tawa, meskipun di dalam hati, ia merindukan Arian dengan cara yang lebih dari sekadar teman.
Waktu berlalu, dan Arian mulai menjalin hubungan dengan seseorang. Melihat Arian bahagia, Lila merasakan campur aduk dalam hatinya—senang sekaligus sakit. Ia tahu bahwa perasaannya harus tetap terpendam demi kebahagiaan sahabatnya. Lila mulai menulis diari, menuangkan semua yang tidak bisa ia katakan. Dalam tulisannya, ia berbicara tentang cinta yang tak terbalas, tentang harapan dan kerinduan, serta tentang keputusan untuk menjaga jarak agar tidak menyakiti diri sendiri.
Suatu malam, saat bintang-bintang bersinar di langit, Lila pergi ke tempat favorit mereka—sebuah taman kecil di pinggir kota. Di sana, di bawah pohon yang sama tempat mereka sering bercanda, Lila mengangkat wajahnya ke langit dan berbisik, "Semoga suatu hari nanti, aku bisa mengungkapkan perasaanku tanpa takut kehilanganmu."
Setelah beberapa waktu, hubungan Arian mulai goyah, dan ia datang kepada Lila untuk mencari dukungan. Di saat-saat itu, hati Lila bergetar; apakah inilah saatnya? Namun, saat melihat kesedihan di wajah Arian, ia kembali mundur. Ia memutuskan untuk tetap menjadi pendengar yang baik, menguatkan Arian, dan menyimpan rasa itu di dalam hati.
Akhirnya, Lila menyadari bahwa cinta yang dipendam itu adalah bagian dari dirinya. Meskipun ia tidak bisa mengungkapkannya, perasaan itu mengajarinya tentang arti cinta sejati—cinta yang tidak selalu harus memiliki. Dengan waktu, Lila mulai belajar mencintai dirinya sendiri, memahami bahwa ada keindahan dalam setiap rasa yang ia simpan.
Walau hatinya tetap menyimpan rasa untuk Arian, Lila menemukan kebahagiaan dalam persahabatan mereka dan perjalanan hidup yang ia jalani. Cintanya yang terpendam menjadi inspirasi untuk menciptakan karya-karya seni, menggambarkan semua emosi yang ia rasakan. Dan di setiap lukisan dan kata-kata, ada sedikit bagian dari hatinya yang akan selalu hidup.
Pengajarannya ialah, hidup kita ni penuh dengan kompleksitas dari segi emosi dan setiap pengalaman yang kita hadapi baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan ianya adalah sebagian dari perjalanan kita sebagai manusia.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment